Siapa yang tak kenal harimau jawa? Ya, hewan ini telah dikenal di seluruh dunia sebagai spesies endemik asli Pulau Jawa.
Namun, kini harimau Jawa tinggalah kenangan. Sebab, pada tahun 1980-an, International Union for Conservation Nature mengumumkan bahwa harimau ini sudah punah.
Lalu, seperti apa ciri fisik harimau Jawa itu? Kapan terakhir kali harimau ini bisa dilihat? Mengapa harimau ini bisa punah? Apa perbedaan harimau Jawa dan harimau Sumatera?
Anda penasaran dengan jawabannya? Mari, simak ulasan menarik tentang fakta si Macan Loreng berikut ini.
1. Ciri Fisik
Meskipun harimau Jawa termasuk hewan yang sudah punah, namun data ilmiah tentang harimau ini masih terus dipelajari oleh kalangan pelajar di Indonesia, bahkan dunia.
Salah satu hal menarik yang bisa dipelajari tentang harimau Jawa ini adalah ciri fisiknya. Nama ilmiah dari harimau ini adalah Panthera tigris sondaica.
Dilihat dari fisiknya, harimau Jawa memiliki pola loreng pada bulunya yang khas dan hampir menyerupai harimau Sumatera.
Akan tetapi, ukuran tubuh harimau Jawa lebih besar bila dibandingkan dengan harimau bali. Perbedaan harimau Jawa dan Sumatera dapat dilihat dari berat badan kedua spesies harimau tersebut. Berat harimau Jawa betina memiliki bobot tubuh sekitar 75-115 kg, sedangkan berat harimau jantan sekitar 100-140 kg.
Bila dilihat dari ukuran kepala, maka harimau Jawa jantan memiliki ukuran 200-245 cm, sedangkan harimau Jawa betina ukurannya cenderung lebih kecil dibandingkan dengan harimau jantan.
Sementara itu, harimau Sumatera jantan panjang tubuhnya sekitar 2,4 m dan tingginya 60 cm, serta berat badannya sekitar 120 kg. Sedangkan harimau Sumatera betina, berat badannya sekitar 90 kg, tinggi 60 cm, dan panjang tubuhnya sekitar 2,3 m.
Di samping itu, warna bulu harimau Sumatera lebih didominasi oleh warna oranye dan bentuk loreng yang khas.
2. Habitat
Harimau Jawa termasuk hewan endemik atau terbatas di wilayah Pulau Jawa. Harimau ini lebih suka hidup di hutan belantara yang sunyi menjauh dari kehidupan manusia.
Biasanya habitat harimau ini berada di hutan belantara dataran rendah dan hutan belukar.
Dahulu, harimau Jawa ini banyak ditemukan di Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Ujung Kulon, dan wilayah hutan belantara lainnya yang tersebar di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
3. Jenis Hewan yang Dimangsa
Harimau Jawa termasuk hewan karnivora atau pemangsa daging. Harimau ini terkadang bisa melakukan penjelajahan hingga puluhan kilometer, namun tidak lebih dari ketinggian 1.200 mdpl.
Baca Juga: 4 Hewan Mitologi Jawa, Bukan Hanya Yunani Saja yang Punya Loh!
Tujuan dari penjelajahan harimau Jawa tersebut tidak lain adalah untuk berburu mangsa, seperti babi hutan, rusa jawa, burung liar, binatang reptil, sampai banteng.
4. Kisah Kepunahan Harimau Ini
Apakah harimau Jawa masih ada? Sampai sekarang belum ada bukti yang jelas tentang kehidupan harimau ini di Pulau Jawa.
Semakin banyaknya pertumbuhan penduduk, maka semakin luas hutan di Pulau Jawa yang berkurang secara drastis.
Banyak wilayah hutan belantara yang ditebang untuk dijadikan perumahan penduduk dan kayunya diambil untuk bahan bangunan dan produk furnitur.
Selain itu, harimau Jawa yang berada di wilayah perkebunan juga banyak yang diburu karena dianggap sebagai hama atau pengganggu.
Harimau Jawa banyak yang dibunuh dengan cara diracun, dijebak, atau ditembak. Di samping itu, perburuan liar terhadap harimau ini juga cukup marak untuk diambil bulunya yang eksotis.
Hal itulah yang membuat harimau Jawa ini semakin langka dan hingga kini telah resmi dinyatakan punah.
5. Sebutan Harimau di Tanah Jawa
Di berbagai wilayah di Pulau Jawa, terdapat sebutan untuk harimau Jawa ini, di antaranya mbah loreng, simbah, si loreng, macan loreng, maung, lodhaya, hingga gembong.